Kamis, 18 Desember 2014

LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN



MAKALAH
Tentang:
LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJRAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
MEDIA PEMBELAJRAN
Disusun oleh:
HARI IRAWAN
MUHAMMAD FAUZI
NUR AZIZAH
ROSMINAR

Lokal: PAI C Semester V (Lima)
Dosen Pengampu: HASNAWATI, S.Pd.I.,M.M.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
Tembilahan
2013/2014


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Puji syukur kami  panjatkan kehadiran Allah S.W.T. Dimana atas anugrahnyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah tentang Landasan Penggunaan Media Pembelajaran. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas kelompok semester v (Lima) tahun akademik 2014/2015 yang berkaitan dengan mata kuliyah MEDIA PEMBELAJARAN. Serta untuk menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat nantinaya.
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk mempermudah dalam memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan masa bayi yang berhubungan dengan psikologi perkembangan.
Makalah yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pihak-pihak yang telah membaca makalah ini demi kesempurnaan pembelajaran-pembelajaran yang berikutnya.
Kami mengucapkan terimakasih kapada siapa saja yang telah membaca dan mempelajari makala ini.

Tembilahan, 09 September 2014
                             Penulis

                              Kelompok I



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................. i
DAFTAR ISI...................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................... 1
A. Latar Balakang........................... 1
B. Rumusan masalah.......................... 1
C. Tujuan Penulisan......................... 2
BAB II LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN... 3
A. landasan Psikologis Media Pembelajaran... 3
B. Landasan Historis Media Pembelajaran............. 4
C. Landasan Teknologis Media Pembelajaran... 7
D. Landasan Empirik Media Pembelajaran.............. 9
E. Landasan Filosofis Media Pembelajaran.... 10
F. Landasan Sosiologis Media Pembelajaran... 11
BAB III PENUTUP................................. 14
A. KESIMPULAN............................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................. i



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pada saat melakukan pembelajaran guru tidak hanya sekedar menyamapaikan materi saja tetapi seorang guru harus bisa mengantarkan pembelajaran tersebut kepada siswa. setiap pelajaran yang diajarkan terdapat berbagai macam tujuan yang harus tercapai jika tujuan tersebut tidak tercapai maka proses pembelajaran tersebut telah gagal karna tujuan yang ingin dicapai tak terjangkau secara baik.
Nah, untuk memudahkan proses penyamapaian materi kepada peserta didik sebagai seorang guru kita harus menggunakan media pembelajaran, agar pembelajaran yang diajarkan kepada siswa dapat tercapai secara optimal. Didalam menggunakan media, ada beberapa landasan dalam menggunakan media tersebut. Dan seorang guru segharusnya dapat memahami landasan penggunaan media tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa landasan media pembelajaran yang harus diketahui, dipahami dan diperhatikan oleh seorang guru.
B.    RUMUSAN MASALAH
Didalam makalah ini pada bagian BAB II akan dijelaskan beberapa landasan penggunaan media pembelajran:
a. Bagaimana landasan psikologis Media Pembelajaran ?
b. Bagaimana Landasan Historis Media Pembelajaran ?
c. Bagaimana Landasan Teknologis Media Pembelajaran ?
d. Bagaimana Landasan Empirik Media Pembelajaran ?
e. Bagaimana Landasan Filosofis Media Pembelajaran ?
f. Bagaimana Landasan Sosiologis Media Pembelajaran ?
C.    TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita para calon guru lebih mengetahui, memahami, dan bisa mengimplementasikan ilmu yang telah kita dapat iniUntuk tercapainya tujuan pembelajaran yang di inginkan.



BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

A.    LANDASAN PSIKOLOGIS MEDIA PEMBELAJARAN
Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembanganbya, latar belakang sosial budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya. Kondisi yang berbeda ini juga bergantung pada konteks, peranan, dan status individu diantara inidividu-individu lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi pembelajaran seharusnya sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi pendidikannya.
Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Sejak kelahiran sampai menjelang kematian,anak selalu berada dalam proses perkembangan, perkembangan seluruh aspek kehidupannya. Tanpa pendidikan disekolah, anak tetap berkembang, tetapi dengan pendidikan disekolah tahap perkembangannya menjadi lebih tinggi dan lebih luas.
Perkembangan atau kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena usaha belajar, baik berlangsung melalui proses peniruan, pengingatan , pembiasaan, pemahaman, penerapan, Ataupun pemecahan masalah. Menurut Bruner (1966: 10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/gambar (icnonic), dan pengalaman abstrak (symbolic).[1] Pendidik atau guru melakukan berbagai upaya dan menciptakan berbagai kegiatan dengan dukungan berbagai media pembelajaran agar anak-anak belajar. Cara belajar mengajar mana yang dapat memberikan hasil secara optimal serta bagaimana proses pelaksanaannya membutuhkan studi yang sistematik dan mendalam studi yang demikian merupakan bidang pengkajian dan psikologi belajar.
Jadi, minimal ada dua bedang psikologi yang mendasari media pembelajaran. Yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan, baik didalam merumuskan tujuan, memilih, dan menerapkan media serta teknik-teknik evaluasi.[2]
B. LANDASAN HISTORIS MEDIA PEMBELAJARAN
Yang dimaksud dengan landasan historis media pembelajaran ialah rasional penggunaan media pembelajaran yang ditinjau dari sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran. Untuk mengetahui latar belakang sejarah penggunaan konsep media pembelajaran marilah kita ikuti penjelasan berikut ini.
Perkembangan konsep media pembelajaran sebenarnya bermula dengan lahirnya kon-sepsi pengajaran visual atau alat bantu visual sekitar tahun 1923.Yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada pebelajar.
Kemudian konsep pengajaran visual ini berkembang menjadi “audio visual instruction” atau “audio visual education” yaitu sekitar tahun 1940. Sekitar tahun 1945 timbul beberapa variasi nama seperti “audio visual materials”, “audio visual methods”, dan “audio visual devices”. Inti dari kosepsi ini adalah digunakannya berbagai alat atau bahan oleh guru untuk memindahkan gagasan dan pengalaman pebelajar melalui mata dan telinga. Pemanfaat-an konsepsi audio visual ini dapat dilihat dalam “Kerucut Pengalaman” dari Edgar Dale.
Perkembangan besar berikutnya adalah munculnya gerakan yang disebut “audio visual communication” pada tahun 1950-an. Dengan diterapkannya konsep komunikasi dalam pembelajaran, peekanan tidak lagi diletakkan pada benda atau bahan yang berupa bahan audio visual untuk pembelajaran, tetapi dipusatkan pada keseluruhan proses komu-nikasi informasi atau pesan dari sumber (guru, materi atau bahan) kepada penerima (pebelajar). Gerakan komunikasi audio visual memberikan penekakan kepada proses komunikasi yang lengkap dengan menggunakan sistem pembelajaran yang utuh. Jadi konsepsi audio visual berusaha mengaplikasikan konsep komunikasi, sistem, disain sistem pembelajaran dan teori belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Perkembangan berikutnya terjadi sekitar tahun 1952 dengan munculnya konsepsi “instructional materials” yang secara kosepsional tidak banyak berbeda dengan konsepsi sebelumnya. Karena pada intinya konsepsi ini ialah mengaplikasikan proses komunikasi dan sistem dalam merencanakan dan mengembangkan materi pembelajaran. Beberapa istilah yang merupakan variasi penggunaan konsepsi “instructional materials” adalah “teaching/ learning materials”, “learning resources”.
Dalam tahun 1952 ini juga telah digunakan istilah “educational media” dan “instructional media”, yang sebenarnya secara konsepsional tidak mengalami perubahan dari konsepsi sebelumnya, karena di sini dimaksudkan untuk menunjukkan kegiatan komunikasi pendidikan yang ditimbulkan dengan penggunaan media tersebut. Puncak perkembangan konsepsi ini terjadi sekitar tahun 1960-an. Dengan mengaplikasikan pendekatan sistem, teori komunikasi, pengembangan sistem pembelajaran, dan pengaruh psikologi Behaviorisme, maka muncullah konsep “educational technology” dan/ atau “instructional technology” di mana media pendidikan atau media pembelajaran merupakan bagian dari padanya.
C. LANDASAN TEKNOLOGIS MEDIA PEMBELAJARAN
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah memudahkan pebelajar untuk belajar. Untuk mencapai sasaran akhir ini, teknolog-teknolog di bidang pembelajaran mengembangkan berbagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan setiap pebelajar sesuai dengan karakteristiknya.
Dalam upaya itu, teknolog berkerja mulai dari pengembangan dan pengujian teori-teori tentang berbagai media pembelajaran melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan disainnya, produksi, evaluasi dan memilih media yang telah diproduksi, pembuatan katalog untuk memudahkan layanan penggunaannya, mengembangkan prosedur penggunaannya, dan akhirnya menggunakan baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih luas lagi (diseminasi).
Semua kegiatan ini dilakukan oleh para teknolog dengan berpijak pada prinsip bahwa suatu media hanya memiliki keunggulan dari media lainnya bila digunakan oleh pebelajar yang memiliki karakteristik sesuai dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh media pembelajaran itu. Dengan demikian, proses belajar setiap pebelajar akan amat dimudahkan dengan hadirnya media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajarnya.
Media pembelajaran sebagai bagian dari teknologi pembelajaran memiliki enam manfaat potensial dalam memecahkan masalah pembelajaran, yaitu:
a. Meningkatkan produktivitas pendidikan ( Can make education more productive).
Dengan media dapat meningkatkan produktivitas pendidikan antara lain dengan jalan mempercepat laju belajar siswa, membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik dan mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan belajar siswa.
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual (Can make education more individual).
Pembelajaran menjadi lebih bersifat individual antara lain dalam variasi cara belajar siswa, pengurangan kontrol guru dalam proses pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran ( Can give instruction a more scientific base).
Artinya perencanaan program pembelajaran lebih sistematis, pengembangan bahan pembelajaran dilandasi oleh penelitian tentang karakteristik siswa, karakteristk bahan pembelajaran, analisis instruksional dan pengembangan disain pembelajaran dilakukan dengan serangkaian uji coba yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
d. Lebih memantapkan pembelajaran (Make instruction more powerful).
Pembelajaran menjadi lebih mantap dengan jalan meningkatkan kapabilitas manusia menyerap informasi dengan melalui berbagai media komunikasi, di mana informasi dan data yang diterima lebih banyak,lengkap dan akurat.
e. Dengan media membuat proses pembelajaran menjadi lebih langsung/seketika (Can make learning more immediate).
Karena media mengatasi jurang pemisah antara pebelajar dan sumber belajar, dan meng-atasi keterbatasan manusia pada ruang dan waktu dalam memperoleh informasi, dapat menyajikan “kekongkritan” meskipun tidak secara langsung.
f. Memungkinkan penyajian pembelajaran lebih merata dan meluas (Can make access to education more equal).
D.LANDASAN EMPIRIK MEDIA PEMBELAJARAN
Berbagai temuan penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik pebelajar dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya bahwa pebelajar akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristiknya. Pebelajar yang memiliki gaya visual akan lebih mendapat keuntungan dari penggunaan media visual, seperti film, video, gambar atau diagram; sedangkan pebelajar yang memiliki gaya belajar auditif lebih mendapatkan keuntungan dari penggunaan media pembelajaran auditif, seperti rekaman, radio, atau ceramah guru.
Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual pebelajar, menjadi semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media hendaknya jangan didasarkan pada kesukaan atau kesenangan guru, tetapi dilandaskan pada kecocokan media itu dengan karakteristik pebelajar, di samping sejumlah kriteria lain yang dijelaskan pada bagian lain buku ini.
E. LANDASAN FILOSOFIS MEDIA PEMBELAJARAN
Seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran perlu memperhatikan landasan filosofis. Artinya, penggunaan media semestinya didasarkan pada nilai kebed=naran yang telah ditemukan dan disepakati banyak orang baik kebenaran akademik maupun kebenaran sosial.
Misalnya, isi pesan (materi pelajaran) yang disampaikan kepada siswa seharusnya sudah merupakan kebenaran yang teruji secara obyektif, radikal dan empiris. Jangan sampai materi pelajaran masih salah, tidak baik, dan tidak indah yang disampaikan kepada peserta didik. Misalnya, guru mengajarkan tentang sejarah kebudayaan islam (SKI) dengan materi silsilah Nabi Muhammad SAW. Seorang guru perlu mengecek unsur kebenaran historis silsilah tersebut sebelum disampaikan kepada peserta didik. Proses inilah yang disebut penggunaan landasan filosofis dalam memilih isi dan media pembelajaran.
Media yang digunakan guru juga perlu dicek kembali kebenaran dan ketepatannya. Guru yang memilih media belum sesuai dengan materi yang akan disampaikan berarti media tersebut tidak benar. Tidak bagus, dan tidak indah artinya penggunaan media yang tidak tepat belum mempertimbangkan landasan filosofis.[3]
F. LANDASAN SOSIOLOGIS MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam menggunakan media, guru perlu mempertimbangkan latar belakang sosial anak didik dalam sekolah. Sebab jika media yang digunakan tidak sesuai latar belakang sosial anak didik maka materi pelajaran atau pesan yang dikirim tentunya tidak bisa tersampaikan secara optimal. Bahkan pembelajaran akan menjadi biasa karena media yang digunakan guru tidak sesuai dengan kondisi sosial anak didik.
Misalnya, seorang guru yang mengajar disekolah yang rata-rata siswanya berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial kurang maju secara tegnologi. Mereka belum pernah melihat tampilan slide berbaris komputer, lalu sang guru menyampaikan materi dengan menggunakan CD dan disiasi dengan berbagai animasi gambar, maka siswa akan lebih memperhatikan kecanggihan media dan animasi yang ditampilkan. Sementara itu, materi pelajarannya tidak diperhatikan sehingga pembelajaran menjadi bias karena media yang dipilih tidak sesuai kondisi sosial anak didik. Begitu sebaliknya, guru yang mengajar disekolah yang anak didiknya berasal dari keluarga yang kondisi sosialnya lebih maju dan sehari-hari telah berinteraksi dengan komputer serta jenis media berbasis komputer lainnya. Maka saat guru memilih media yang tradisional siswa akan makin menurun motivasi belajarnya dan tidak fokus pada materi yang disampaikan guru. Padahal diantara fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran.
Untuk itu, landasan sosiologis perlu dipertimbangkan guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran guru perlu menganalisis latar belakang sosial anak didik dalam menggunakan media pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kesesuaian media dengan kondisi sosial anak didik. [4]


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Secara garis besar landasan media pembelajaran terdapat enam pokok pembehasan yaitu landasan psikologis, tegnologis, historis, empiris, filosofis dan sosiologis. Dari beberapa landasan yang sudah ada diharapkan kita tidak perlu ragu lagi menggunakan alat dalam pembelajaran asal tepat memilihnya. Dan diharapkan alat atau media yang digunakan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan akhir pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA


Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Musfiqon. 2011. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: PRESTASI PUSTAKA


[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Hlm. 7
[2] Musfiqon, Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran, (Jakarta: PRESTASI PUSTAKA, 2011),  Hlm. 58-59
[3]Musfiqon, Ibid; Hlm. 57-58
[4] Musfiqon, Ibid; Hlm. 66-67

Tidak ada komentar:

Posting Komentar