MAKALAH
Tentang:
LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJRAN
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
MEDIA PEMBELAJRAN
Disusun oleh:
HARI IRAWAN
MUHAMMAD FAUZI
NUR AZIZAH
ROSMINAR
Lokal: PAI C
Semester V (Lima)
Dosen
Pengampu: HASNAWATI,
S.Pd.I.,M.M.
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
Tembilahan
2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Puji syukur kami
panjatkan kehadiran Allah S.W.T. Dimana atas anugrahnyalah maka kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Landasan Penggunaan Media
Pembelajaran. Makalah ini disusun untuk
menyelesaikan tugas kelompok semester v (Lima) tahun akademik 2014/2015 yang berkaitan dengan mata kuliyah MEDIA PEMBELAJARAN. Serta untuk menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat
nantinaya.
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk mempermudah dalam
memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan masa bayi yang berhubungan dengan
psikologi perkembangan.
Makalah yang dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pihak-pihak yang telah
membaca makalah ini demi kesempurnaan pembelajaran-pembelajaran yang
berikutnya.
Kami mengucapkan terimakasih kapada siapa saja yang telah
membaca dan mempelajari makala ini.
Tembilahan, 09 September 2014
Penulis
Kelompok I
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................. i
DAFTAR ISI...................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN............................... 1
A. Latar Balakang........................... 1
B. Rumusan masalah.......................... 1
C. Tujuan Penulisan......................... 2
BAB II LANDASAN
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN... 3
A. landasan Psikologis Media Pembelajaran... 3
B. Landasan Historis Media
Pembelajaran............. 4
D. Landasan Empirik Media
Pembelajaran.............. 9
E. Landasan Filosofis Media
Pembelajaran.... 10
F. Landasan Sosiologis Media
Pembelajaran... 11
BAB III
PENUTUP................................. 14
A. KESIMPULAN............................... 14
DAFTAR
PUSTAKA.................................. i
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada saat
melakukan pembelajaran guru tidak hanya sekedar menyamapaikan materi saja
tetapi seorang guru harus bisa mengantarkan pembelajaran tersebut kepada siswa.
setiap pelajaran yang diajarkan terdapat berbagai macam tujuan yang harus
tercapai jika tujuan tersebut tidak tercapai maka proses pembelajaran tersebut
telah gagal karna tujuan yang ingin dicapai tak terjangkau secara baik.
Nah, untuk
memudahkan proses penyamapaian materi kepada peserta didik sebagai seorang guru
kita harus menggunakan media pembelajaran, agar pembelajaran yang diajarkan
kepada siswa dapat tercapai secara optimal. Didalam menggunakan media, ada
beberapa landasan dalam menggunakan media tersebut. Dan seorang guru
segharusnya dapat memahami landasan penggunaan media tersebut. Berikut akan
dijelaskan beberapa landasan media pembelajaran yang harus diketahui, dipahami
dan diperhatikan oleh seorang guru.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Didalam
makalah ini pada bagian BAB II akan dijelaskan beberapa landasan penggunaan
media pembelajran:
a. Bagaimana
landasan psikologis Media Pembelajaran ?
b.
Bagaimana Landasan Historis Media Pembelajaran ?
c.
Bagaimana Landasan Teknologis Media Pembelajaran ?
d. Bagaimana
Landasan Empirik Media Pembelajaran ?
e. Bagaimana
Landasan Filosofis Media Pembelajaran ?
f. Bagaimana Landasan
Sosiologis Media Pembelajaran ?
C.
TUJUAN
PENULISAN
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita para calon guru lebih mengetahui,
memahami, dan bisa mengimplementasikan ilmu yang telah kita dapat iniUntuk
tercapainya tujuan pembelajaran yang di inginkan.
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
A.
LANDASAN
PSIKOLOGIS MEDIA PEMBELAJARAN
Kondisi
psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembanganbya,
latar belakang sosial budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa
dari kelahirannya. Kondisi yang berbeda ini juga bergantung pada konteks,
peranan, dan status individu diantara inidividu-individu lainnya. Interaksi
yang tercipta dalam situasi pembelajaran seharusnya sesuai dengan kondisi psikologis
para peserta didik maupun kondisi pendidikannya.
Peserta
didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama
yang sesungguhnya dari para pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik
secara optimal. Sejak kelahiran sampai menjelang kematian,anak selalu berada
dalam proses perkembangan, perkembangan seluruh aspek kehidupannya. Tanpa
pendidikan disekolah, anak tetap berkembang, tetapi dengan pendidikan disekolah
tahap perkembangannya menjadi lebih tinggi dan lebih luas.
Perkembangan
atau kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena usaha
belajar, baik berlangsung melalui proses peniruan, pengingatan , pembiasaan,
pemahaman, penerapan, Ataupun pemecahan masalah. Menurut Bruner (1966: 10-11)
ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive),
pengalaman piktorial/gambar (icnonic), dan pengalaman abstrak (symbolic).[1] Pendidik atau guru
melakukan berbagai upaya dan menciptakan berbagai kegiatan dengan dukungan
berbagai media pembelajaran agar anak-anak belajar. Cara belajar mengajar mana
yang dapat memberikan hasil secara optimal serta bagaimana proses
pelaksanaannya membutuhkan studi yang sistematik dan mendalam studi yang
demikian merupakan bidang pengkajian dan psikologi belajar.
Jadi,
minimal ada dua bedang psikologi yang mendasari media pembelajaran. Yaitu
psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan, baik
didalam merumuskan tujuan, memilih, dan menerapkan media serta teknik-teknik
evaluasi.[2]
B. LANDASAN HISTORIS MEDIA PEMBELAJARAN
Yang dimaksud dengan landasan historis media
pembelajaran ialah rasional penggunaan media pembelajaran yang ditinjau dari
sejarah konsep istilah media digunakan dalam pembelajaran. Untuk mengetahui
latar belakang sejarah penggunaan konsep media pembelajaran marilah kita ikuti
penjelasan berikut ini.
Perkembangan konsep media pembelajaran sebenarnya
bermula dengan lahirnya kon-sepsi pengajaran visual atau alat bantu visual
sekitar tahun 1923.Yang dimaksud dengan alat bantu visual dalam konsepsi
pengajaran visual ini adalah setiap gambar, model, benda atau alat yang dapat
memberikan pengalaman visual yang nyata kepada pebelajar.
Kemudian konsep pengajaran visual ini berkembang
menjadi “audio visual instruction” atau “audio visual education” yaitu sekitar
tahun 1940. Sekitar tahun 1945 timbul beberapa variasi nama seperti “audio
visual materials”, “audio visual methods”, dan “audio visual devices”. Inti
dari kosepsi ini adalah digunakannya berbagai alat atau bahan oleh guru untuk
memindahkan gagasan dan pengalaman pebelajar melalui mata dan telinga.
Pemanfaat-an konsepsi audio visual ini dapat dilihat dalam “Kerucut Pengalaman”
dari Edgar Dale.
Perkembangan besar berikutnya adalah munculnya
gerakan yang disebut “audio visual communication” pada tahun 1950-an. Dengan
diterapkannya konsep komunikasi dalam pembelajaran, peekanan tidak lagi
diletakkan pada benda atau bahan yang berupa bahan audio visual untuk
pembelajaran, tetapi dipusatkan pada keseluruhan proses komu-nikasi informasi
atau pesan dari sumber (guru, materi atau bahan) kepada penerima (pebelajar).
Gerakan komunikasi audio visual memberikan penekakan kepada proses komunikasi
yang lengkap dengan menggunakan sistem pembelajaran yang utuh. Jadi konsepsi
audio visual berusaha mengaplikasikan konsep komunikasi, sistem, disain sistem
pembelajaran dan teori belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Perkembangan berikutnya terjadi sekitar tahun 1952
dengan munculnya konsepsi “instructional materials” yang secara kosepsional
tidak banyak berbeda dengan konsepsi sebelumnya. Karena pada intinya konsepsi
ini ialah mengaplikasikan proses komunikasi dan sistem dalam merencanakan dan
mengembangkan materi pembelajaran. Beberapa istilah yang merupakan variasi
penggunaan konsepsi “instructional materials” adalah “teaching/ learning
materials”, “learning resources”.
Dalam tahun 1952 ini juga telah digunakan istilah
“educational media” dan “instructional media”, yang sebenarnya secara
konsepsional tidak mengalami perubahan dari konsepsi sebelumnya, karena di sini
dimaksudkan untuk menunjukkan kegiatan komunikasi pendidikan yang ditimbulkan
dengan penggunaan media tersebut. Puncak perkembangan konsepsi ini terjadi
sekitar tahun 1960-an. Dengan mengaplikasikan pendekatan sistem, teori
komunikasi, pengembangan sistem pembelajaran, dan pengaruh psikologi
Behaviorisme, maka muncullah konsep “educational technology” dan/ atau
“instructional technology” di mana media pendidikan atau media pembelajaran
merupakan bagian dari padanya.
C. LANDASAN TEKNOLOGIS MEDIA PEMBELAJARAN
Sasaran akhir dari teknologi pembelajaran adalah
memudahkan pebelajar untuk belajar. Untuk mencapai sasaran akhir ini,
teknolog-teknolog di bidang pembelajaran mengembangkan berbagai sumber belajar
untuk memenuhi kebutuhan setiap pebelajar sesuai dengan karakteristiknya.
Dalam upaya itu, teknolog berkerja mulai dari
pengembangan dan pengujian teori-teori tentang berbagai media pembelajaran
melalui penelitian ilmiah, dilanjutkan dengan pengembangan disainnya, produksi,
evaluasi dan memilih media yang telah diproduksi, pembuatan katalog untuk
memudahkan layanan penggunaannya, mengembangkan prosedur penggunaannya, dan
akhirnya menggunakan baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat yang lebih
luas lagi (diseminasi).
Semua kegiatan ini dilakukan oleh para teknolog
dengan berpijak pada prinsip bahwa suatu media hanya memiliki keunggulan dari
media lainnya bila digunakan oleh pebelajar yang memiliki karakteristik sesuai
dengan rangsangan yang ditimbulkan oleh media pembelajaran itu. Dengan demikian,
proses belajar setiap pebelajar akan amat dimudahkan dengan hadirnya media
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajarnya.
Media pembelajaran sebagai bagian dari teknologi
pembelajaran memiliki enam manfaat potensial dalam memecahkan masalah
pembelajaran, yaitu:
a.
Meningkatkan produktivitas pendidikan ( Can make
education more productive).
Dengan
media dapat meningkatkan produktivitas pendidikan antara lain dengan jalan
mempercepat laju belajar siswa, membantu guru untuk menggunakan waktunya secara
lebih baik dan mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru
lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan belajar siswa.
b.
Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya
lebih individual (Can make education more individual).
Pembelajaran
menjadi lebih bersifat individual antara lain dalam variasi cara belajar siswa,
pengurangan kontrol guru dalam proses pembelajaran, dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan
belajarnya.
c.
Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap
pembelajaran ( Can give instruction a more scientific base).
Artinya
perencanaan program pembelajaran lebih sistematis, pengembangan bahan
pembelajaran dilandasi oleh penelitian tentang karakteristik siswa, karakteristk
bahan pembelajaran, analisis instruksional dan pengembangan disain pembelajaran
dilakukan dengan serangkaian uji coba yang dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah.
d.
Lebih memantapkan pembelajaran (Make instruction
more powerful).
Pembelajaran
menjadi lebih mantap dengan jalan meningkatkan kapabilitas manusia menyerap
informasi dengan melalui berbagai media komunikasi, di mana informasi dan data
yang diterima lebih banyak,lengkap dan akurat.
e.
Dengan media membuat proses pembelajaran menjadi
lebih langsung/seketika (Can make learning more immediate).
Karena
media mengatasi jurang pemisah antara pebelajar dan sumber belajar, dan
meng-atasi keterbatasan manusia pada ruang dan waktu dalam memperoleh
informasi, dapat menyajikan “kekongkritan” meskipun tidak secara langsung.
f.
Memungkinkan penyajian pembelajaran lebih merata dan
meluas (Can make access to education more equal).
D.LANDASAN EMPIRIK MEDIA PEMBELAJARAN
Berbagai temuan penelitian menunjukkan bahwa ada
interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik pebelajar
dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya bahwa pebelajar akan mendapat
keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai
dengan karakteristiknya. Pebelajar yang memiliki gaya visual akan lebih mendapat
keuntungan dari penggunaan media visual, seperti film, video, gambar atau
diagram; sedangkan pebelajar yang memiliki gaya belajar auditif lebih
mendapatkan keuntungan dari penggunaan media pembelajaran auditif, seperti
rekaman, radio, atau ceramah guru.
Atas dasar ini, maka prinsip penyesuaian jenis media
yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan karakteristik individual
pebelajar, menjadi semakin mantap. Pemilihan dan penggunaan media hendaknya
jangan didasarkan pada kesukaan atau kesenangan guru, tetapi dilandaskan pada
kecocokan media itu dengan karakteristik pebelajar, di samping sejumlah
kriteria lain yang dijelaskan pada bagian lain buku ini.
E. LANDASAN FILOSOFIS MEDIA PEMBELAJARAN
Seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran perlu
memperhatikan landasan filosofis. Artinya, penggunaan media semestinya
didasarkan pada nilai kebed=naran yang telah ditemukan dan disepakati banyak
orang baik kebenaran akademik maupun kebenaran sosial.
Misalnya, isi pesan (materi pelajaran) yang disampaikan
kepada siswa seharusnya sudah merupakan kebenaran yang teruji secara obyektif, radikal
dan empiris. Jangan sampai materi pelajaran masih salah, tidak baik, dan tidak
indah yang disampaikan kepada peserta didik. Misalnya, guru mengajarkan tentang
sejarah kebudayaan islam (SKI) dengan materi silsilah Nabi Muhammad SAW.
Seorang guru perlu mengecek unsur kebenaran historis silsilah tersebut sebelum
disampaikan kepada peserta didik. Proses inilah yang disebut penggunaan
landasan filosofis dalam memilih isi dan media pembelajaran.
Media yang digunakan guru juga perlu dicek kembali
kebenaran dan ketepatannya. Guru yang memilih media belum sesuai dengan materi
yang akan disampaikan berarti media tersebut tidak benar. Tidak bagus, dan
tidak indah artinya penggunaan media yang tidak tepat belum mempertimbangkan
landasan filosofis.[3]
F. LANDASAN SOSIOLOGIS MEDIA PEMBELAJARAN
Dalam menggunakan media, guru perlu mempertimbangkan
latar belakang sosial anak didik dalam sekolah. Sebab jika media yang digunakan
tidak sesuai latar belakang sosial anak didik maka materi pelajaran atau pesan
yang dikirim tentunya tidak bisa tersampaikan secara optimal. Bahkan
pembelajaran akan menjadi biasa karena media yang digunakan guru tidak sesuai
dengan kondisi sosial anak didik.
Misalnya, seorang guru yang mengajar disekolah yang
rata-rata siswanya berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial kurang
maju secara tegnologi. Mereka belum pernah melihat tampilan slide berbaris
komputer, lalu sang guru menyampaikan materi dengan menggunakan CD dan disiasi
dengan berbagai animasi gambar, maka siswa akan lebih memperhatikan kecanggihan
media dan animasi yang ditampilkan. Sementara itu, materi pelajarannya tidak
diperhatikan sehingga pembelajaran menjadi bias karena media yang dipilih tidak
sesuai kondisi sosial anak didik. Begitu sebaliknya, guru yang mengajar
disekolah yang anak didiknya berasal dari keluarga yang kondisi sosialnya lebih
maju dan sehari-hari telah berinteraksi dengan komputer serta jenis media
berbasis komputer lainnya. Maka saat guru memilih media yang tradisional siswa
akan makin menurun motivasi belajarnya dan tidak fokus pada materi yang
disampaikan guru. Padahal diantara fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah
untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran.
Untuk itu, landasan sosiologis perlu dipertimbangkan
guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran guru perlu menganalisis
latar belakang sosial anak didik dalam menggunakan media pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi kesesuaian media dengan kondisi
sosial anak didik. [4]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Secara
garis besar landasan media pembelajaran terdapat enam pokok pembehasan yaitu
landasan psikologis, tegnologis, historis, empiris, filosofis dan sosiologis.
Dari beberapa landasan yang sudah ada diharapkan kita tidak perlu ragu lagi
menggunakan alat dalam pembelajaran asal tepat memilihnya. Dan diharapkan alat
atau media yang digunakan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan akhir
pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Musfiqon.
2011. Pengembangan Media & Sumber
Pembelajaran. Jakarta: PRESTASI PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar